Daftar Isi : 

BI Rate Tengah menjadi sorotan, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI Rate di level 5,75%. Keputusan ini menjadi perhatian para pelaku pasar, khususnya pasar properti.

Dengan suku bunga Deposit Facility sebesar  5,00% dan Lending Facility sebesar 6,50%. RDG BI berharap dapat menjaga inflasi dalam target 2,5±1% serta mendukung stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global.

Lantas, apa sebenarnya arti dari kebijakan ini, dan bagaimana pengaruhnya terhadap pasar perumahan di Indonesia? Mari simak jawabannya di artikel ini, Minhome telah merangkumnya dari sumber aktual.

Apa Itu BI Rate?

BI Rate adalah suku bunga acuan yang diputuskan oleh Bank Indonesia. Suku bunga acuan akan menjadi dasar bagi bank-bank lain yang ada di Indonesia dalam menentukan suku bunga kredit dan deposito.

Dengan kata lain, apabila BI Rate naik, bunga pinjaman seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) cenderung ikut naik. Namun, jika BI Rate turun, maka bunga pinjaman juga ikut turun.

Kenapa BI Rate Dipertahankan?

Bank Indonesia pada akhir bulan April 2025 memutuskan mempertahankan BI Rate di level 5,75% demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, mengendalikan inflasi agar tetap sesuai target, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Selain itu, keputusan ini juga mencerminkan kehati-hatian BI di tengah ketidakpastian global,termasuk tekanan dari tarif resiprokal AS dan retaliasi dari Tiongkok serta negara lain, yang berpotensi menurunkan volume perdagangan dunia.

Bank Indonesia juga turut memperkuat kebijakan moneter dan makroprudensial sebagai upaya menjaga stabilitas serta mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Dampak BI Rate Tetap Bagi Pasar Properti di Indonesia

Berikut adalah beberapa dampak BI rate tetap bagi pasar properti di Indonesia.

1. KPR Tidak Naik, Tapi Belum Lebih Murah

Dengan BI Rate tetap, bank tidak punya alasan untuk menaikkan bunga KPR. Artinya, cicilan rumah bagi konsumen tetap stabil. Namun, karena tidak ada penurunan suku bunga, masyarakat belum bisa mendapatkan program KPR yang jauh lebih ringan.

2. Minat Pembelian Rumah Menengah Stabil

Masyarakat kelas menengah dan menengah ke atas yang mempertimbangkan beli rumah pertama atau investasi dapat merasa lebih aman karena tidak ada lonjakan biaya pinjaman. Sehingga, minat pembelian rumah menengah tetap stabil.

3. Investor Properti Lebih Selektif

Di saat ketidakstabilan ekonomi dan BI Rate yang tetap, investor properti biasanya akan lebih selektif dalam membeli properti. Mereka akan melihat properti apa yang menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi.

Jika mereka ingin membeli hunian melalui KPR, mereka akan berhitung tentang keuntungan yang akan didapatkan di kemudian hari.

4. Pembangunan Proyek Baru Masih Hati-Hati

Dampak terakhir adalah pembangunan proyek baru masih hati-hati. Developer atau pengembang umumnya akan menunggu dan melihat keadaan pasar. Mereka tidak langsung membangun proyek baru karena permintaan belum melonjak.

Sebagai gantinya, pengembang akan fokus pada segmen yang sudah stabil, seperti rumah tapak di lokasi strategis dekat dengan Jakarta, dan proyek hunian kelas menengah.

Alasan Properti Tetap Menarik

Bagi Homies yang tertarik membeli rumah untuk investasi atau tempat tinggal, inilah beberapa alasan kenapa properti tetap jadi menarik meski BI Rate belum turun.

1. Harga Properti Terus Tumbuh

Meskipun pasar bergerak stabil, harga tanah dan rumah umumnya terus mengalami kenaikan. Semakin lama Homies menunda untuk membeli properti, maka semakin besar kemungkinan harga properti akan semakin tinggi.

2. Cocok Untuk Jangka Panjang

Properti khususnya rumah cocok untuk jangka panjang, baik buat investasi atau tempat tinggal bersama keluarga. Selain memberikan kenyamanan, rumah juga bisa diwariskan dan menjadi aset berharga di masa depan.

3. Bisa Disewakan

Tidak hanya untuk tempat tinggal bersama keluarga, rumah juga bisa dibeli untuk disewakan. Dengan ini, Homies bisa mendapatkan penghasilan Passive Income di luar pekerjaan utama.

4. Tetap Lebih Tahan Inflasi Dibanding Tabungan Biasa

Nilai rumah cenderung naik seiring waktu dan tidak mudah tergerus inflasi. Berbeda dengan tabungan biasa yang nilainya bisa menyusut, properti justru dapat membantu menjaga daya beli Homies dalam jangka panjang.

Keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan di 5,75% adalah langkah stabilisasi yang penting di situasi global yang belum pasti. Bagi pasar properti, ini berarti tidak ada kejutan besar, baik positif maupun negatif.

Homies yang sudah siap beli properti juga bisa merasa lebih percaya diri karena tidak ada kenaikan bunga. Tapi bagi Homies yang menunggu KPR murah, masih harus bersabar.

Bagi Homies yang sudah siap beli rumah impian di dekat Jakarta, dengan desain modern kontemporer dan ramah lingkungan, serta fasilitas lengkap. One Gate System, Smart Home System, dan CCTV 24 jam mari cek situs Gethome.

Serta, temukan informasi menarik lainnya seputar properti di blog Sweethome!

Bagikan Postingan Ini