Daftar Isi : 

Generasi z kini semakin menyadari bahwa harga rumah terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Kondisi ini membuat sebagian besar dari mereka mulai mempertimbangkan ulang rencana memiliki properti dalam waktu dekat.

Lonjakan harga yang tidak sebanding dengan penghasilan, ditambah situasi pekerjaan yang belum stabil, menjadi faktor utama yang membuat generasi ini lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan finansial jangka panjang seperti membeli rumah.

Fakta: 65% Gen Z Pesimis Bisa Beli Rumah

Berdasarkan data terbaru, 65% gen z pesimis bisa membeli rumah dalam kurun waktu tiga tahun kedepan. Alasan utama dibalik pesimisme ini antara lain:

  • Harga rumah terlalu tinggi (80%)
  • Pendapatan masih rendah (45)
  • Pekerjaan tidak tetap (34%)

Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun kesadaran terhadap pentingnya memiliki rumah meningkat, keterbatasan ekonomis masih menjadi kendala utama.

Kemampuan Gen Z vs Harga Rumah

Kemampuan Gen Z vs Harga Rumah

Diketahui sebanyak 52,4% gen z hanya mampu membeli rumah di bawah Rp400 juta. Namun, harga rumah di kota-kota besar jauh melebihi angka tersebut.

  • Jakarta: mulai dari Rp600 juta ke atas
  • Bandung: Rp500-Rp700 juta
  • Surabaya: mulai dari Rp540 juta

Selisih harga ini menandakan adanya ketimpangan antara daya beli gen z dan harga properti di pasar.

Solusi Punya Rumah untuk Gen Z

Solusi Punya Rumah untuk Gen Z

Kondisi pasar properti memang menantang, tapi gen z masih bisa mempertimbangkan beberapa opsi untuk tetap punya rumah impian. Berikut beberapa solusinya:

1. Manfaatkan Subsidi FLPP

Solusi pertama adalah memanfaatkan program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Program bantuan pembiayaan yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.

Skema pembiayaan dalam program ini melibatkan kontribusi masing-masing 50% dari pemerintah dan perbankan. Dampaknya, calon pembeli seperti gen z bisa memperoleh hunian dengan cicilan tetap yang lebih ringan di jangka panjang.

2. KPR Tenor Panjang 20-30 Tahun

Solusi selanjutnya adalah gunakan sistem KPR dengan tenor panjang 20-30 tahun. Dengan begitu, angsuran bulanan bisa ditekan agar sesuai kemampuan finansial Homies, sehingga Homies lebih mudah memiliki rumah.

3. Patungan Beli Rumah atau Sewa Modern

Jika Homies merasa belum mampu membeli rumah secara mandi, opsi patungan membeli rumah bersama pasangan atau keluarga bisa jadi pertimbangan. Skema ini memungkinkan pembagian biaya seperti uang muka dan cicilan bulanan, sehingga beban finansial jadi lebih ringan.

Selain membantu mempercepat kepemilikan rumah, cara ini juga dapat menjaga kestabilan kondisi keuangan karena pengeluaran ditanggung bersama. Namun, pastikan ada kesepakatan tertulis yang jelas terkait kepemilikan, pembagian tanggung jawab, dan rencana panjang untuk menghindari konflik di kemudian hari.

4. Prioritaskan Properti di Pinggiran Kota

Alih-alih memaksakan beli rumah di Jakarta,lebih baik Homies prioritaskan beli rumah di pinggiran kota. Sebab, harga rumah di pinggiran kota bisa lebih murah dan kualitas tidak kalah saing dengan rumah di Jakarta.

Selain itu, rumah di pinggiran kota juga dapat meringankan beban finansial Homies. Namun, jangan lupa pilih rumah di pinggiran kota yang lokasinya strategis dan dekat dengan transportasi umum.

Kenaikan harga rumah tidak diimbangi daya beli membuat banyak orang berpikir ulang untuk memiliki properti dalam waktu dekat. Namun, dengan strategi finansial yang tepat dan pemanfaatan skema pembiayaan yang ada, kepemilikan rumah tetap menjadi target yang bisa direncanakan secara realistis.

Ini waktunya ngerti strategi beli rumah bareng sweethome. Sweethome bekerjasama dengan Gethome menghadirkan hunian impian dengan fasilitas lengkap, desain modern, dan lokasi strategis di pinggiran kota Jakarta.

Diantaranya ada di Jatisampurna, Cinangka, dan Cibubur. Lihat daftar rumah dan detailnya melalui website Sweethome.co.id!

Bagikan Postingan Ini